KEDIRI KOTA – Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Kediri bergerak cepat mempersiapkan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Mereka mengejar target semua SMA dan SMK harus sudah melaksanakan unas online itu tahun ini.
Karena itu, sekolah-sekolah yang belum siap sarana prasarana (sarpras)-nya sudah ditentukan tempat ujiannya. Sehingga peserta unas yang fasilitas komputer di sekolahnya belum memadai bisa segera mengetahui lokasi tesnya nanti.
“Sudah kita plotting untuk sekolah-sekolah yang harus gabung saat ujian akhir nanti,” terang Kepala Cabdindik Jatim Wilayah Kediri Trisilo Budi kepada Jawa Pos Radar Kediri, kemarin.
Sebelumnya, cabdindik memang telah mendata jumlah SMA dan SMK yang akan mengikuti unas online di Kota Kediri. Menurut Trisilo, ada sebanyak 20 SMA di Kota Kediri. Delapan di antaranya SMA negeri. Sedangkan sisanya, sebanyak 12 lembaga adalah SMA swasta.
Untuk sekolah negeri, Trisilo mengatakan, semua SMAN sudah siap menggelar UNBK. Sementara untuk sekolah swasta, ada tujuh SMA yang siap. Sementara, lima lainnya belum siap. “Ya karena di sekolah ini sarprasnya belum memadai untuk melaksanakan UNBK,” katanya.
Makanya, Trisilo menyatakan, bagi lima sekolah yang tidak siap harus menggabung di sekolah lain. Kelima SMA itu adalah SMA Diponegoro; SMA Brawijaya; SMA Al Anwar; SMA Sultan Agung; dan SMA Islam YPA Kediri.
Untuk SMA Diponegoro, menurut Trisilo, para peserta unas akan bergabung dengan SMA Kristen Petra Kediri. Sedangkan siswa SMA Brawijaya harus mengikuti ujian di SMAN 3 Kediri.
Kemudian, untuk tiga SMA lainnya, yakni SMA Al Anwar, SMA Sultan Agung, dan SMA Islam YPA akan menggabung di SMAN 7 Kediri. Trisilo menyatakan, tidak masalah dengan UNBK yang menggunakan satu tempat untuk beberapa sekolah.
“Untuk sekolah-sekolah yang ketempatan tidak keberatan. Semua siap melaksanakannya,” jelas pria yang kemarin ditemui usai menggelar rapat dengan para kepala sekolah di Kediri ini.
Bagaimana dengan kesiapan SMK? Trisilo menyebut, ada sebanyak 26 lembaga sekolah kejuruan di Kota Kediri. Tiga di antaranya SMK negeri. Sementara sebanyak 23 lainnya lembaga swasta.
Namun dibanding SMA, jumlah SMK yang siap melaksanakan UNBK lebih banyak. Sebab hanya dua SMK swasta saja yang belum siap. Yakni SMK Pengatur Rawat Gigi (PRG) Bhakti Wiyata dan SMK Keperawatan Bhakti Wiyata (BW) Kediri. Karena itu, saat unas online nanti kedua lembaga tersebut harus bergabung di sekolah lain.
Menurut Trisilo, para siswa di kedua SMK itu akan mengikuti ujian di SMK Analis Kesehatan BW. “SMK ini masih satu yayasan. Jadi dipastikan pelaksanaannya lebih mudah,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Cabdindik Jatim juga mengondisikan madrasah aliyah (MA) yang belum siap melaksanakan UNBK. Dari total lima MA di Kota Kediri, Trisilo menyebut, hanya MA Nurul Ula yang harus bergabung. Saat unas nanti, MA swasta tersebut bakal bergabung dengan MAN 2 Kediri.
Lalu apa dasar plotting tempat ujian yang bergabung tersebut? Trisilo menjelaskan bahwa semuanya sudah diatur dalam Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 1/2017 tentang Ujian Nasional.
Di sana disebutkan, sekolah penyelenggara unas online minimal memiliki 20 unit komputer plus satu server. Sedangkan sekolah yang bergabung lokasi ujiannya harus dalam radius jarak maksimal lima kilometer (km).
“Makanya tempat (sekolah) yang ditumpangi, letaknya tidak boleh jauh dari sekolah asal,” papar Trisilo yang kemarin didampingi Sidik Purnomo, kabid pendidikan menengah dan kejuruan (dikmenjur).
Bagaimana teknis UNBK nantinya? Trisilo menerangkan bahwa belum ada informasi lebih detail terkait pelaksanaan ujian dari Pemerintah Pusat. Hanya saja dari kekuatan sarana-prasarana, ia memperkirakan, masih akan berlangsung dalam tiga sif.
“Di berbagai wilayah banyak sekolah yang masih menumpang, jadi kemungkinan ujian dibagi tiga sif,” ujarnya.
Kendati ada beberapa sekolah yang bergabung, Trisilo memastikan, tidak akan mengganggu ujian siswa di sekolah yang ditumpangi. Pasalnya, jumlah peserta yang ikut UNBK gabungan relatif lebih sedikit.
Seperti yang ada di SMA Diponegoro Kediri misalnya. Jumlah peserta UNBK diperkirakan sekitar 18 siswa. Kemudian, di SMA Brawijaya hanya delapan siswa. Sedangkan di SMA Al Anwar, SMA Sultan Agung, dan SMA Islam YPA masing-masing sebanyak 29 siswa, 31 siswa, dan 41 siswa.
Sedangkan peserta UNBK di SMK PRG Bhakti Wiyata diperkirakan sebanyak 11 siswa. Sementara, SMK Keperawatan BW yang akan mengikuti unas sebanyak 33 siswa. Untuk MA Nurul Ula pun hanya enam siswa saja.
“Makanya dipastikan keberadaan mereka (peserta unas) masih mudah untuk dikondisikan,” tandas Trisilo. (Dina Rosyidha-Radar Kediri/Jawa Pos.com)
0 komentar:
Post a Comment